Zaman serba digital, memudahkan banyak kalangan dapat berkomunikasi serta mendapatkan informasi kapanpun dan di manapun. Banyak hal baik seriring perkembangan serba digital ini, namun seiring ada sesuatu yang baik, terkadang ada saja celah kurangnya. Hal yang serba instan ini yang memiliki banyak celah dalam pembiasaan perilaku anak dan kebiasaan belajarnya.
Anak yang selalu dijejali hal instan, maka berdampak pada kebiasaan ‘berjuangnya’. Minat belajarnya menjadi rendah, terkhusus dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang seringkali bertemu dengan teks panjang. Anak malas membaca, berbicara, menulis bahkan menyimak. Hal-hal tersebut berkaitan dengan keterampilan dalam berbahasa.
Dalam pembelajaran di sekolah, agar tujuan pembelajaran bahasa Indonesia tercapai, maka setiap siswa harus terampil dalam menulis. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 adalah siswa harus mampu menulis teks.
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa dengan tingkat yang cukup sulit, terutama dalam merangkai kata-kata. Sama halnya dengan keterampilan berbicara, menulis membutuhkan kemampuan pemerolehan bahasa yang cukup banyak supaya dapat membuat sebuah tulisan yang mampu dipahami dan dimengerti pembaca. menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2008: 3-4).
Menumbuhkan minat menulis untuk anak SMA sekarang dirasa cukup sulit karena ketergantungan mereka terhadap hal-hal yang instan. Mereka lebih memilih mengetik di gawai mereka daripada melakukan kegiatan menulis. Seringkali mereka menghindari kegiatan ini, terutama menulis yang membutuhkan banyak observasi atau bersifat ilmiah. Hal ini menjadi masalah yang cukup besar bagi guru-guru masa kini. Bagaimana cara menumbuhkan kebiasaan menulis di era serba digital seperti sekarang ini. Guru harus pandai dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan mengikuti perkembangan zaman tanpa ikut terbawa arus.
Masalah dalam menulis ini terlihat sekali pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam menulis karya sastra salah satunya adalah cerpen. Guru sering hanya berfokus pada perintah dalam menugaskan anak menulis tanpa membuat mereka merasa nyaman dan senang melakukan kegiatan menulis. Hal ini menjadi tantangan besar bagi guru masa kini.
Berdasarkan pengamatan penulis ketika melakukan pembelajaran menulis, ada beberapa tantangan yang dihadapi, diantaranya:
Penulis menemukan metode yang dirasa cocok untuk mengatasi pembelajaran menulis. Yaitu dengan menggunakan metode merantai. Metode ini adalah kegiatan pembelajaran aktif atau belajar serta melakukannya yang bertujuan agar pembelajaran variatif dan menyenangkan.
Metode ini melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan menulis serta menyimak tulisan sebelumnya. Langkah metode ini yaitu:
Menurut penulis kelebihan metode ini adalah:
Kelebihan yang sudah penulis paparkan terlihat dari perkembangan pembuatan ide cerita dan terciptanya semangat belajar yang berbeda dari sebelumnya. Guru masa kini juga bisa mengolaborasikan metode ini dengan media-media lain yang lebih menarik supaya pembelajaran juga semakin efektif dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga mereka tidak mudah merasa bosan dalam belajar.
Beri Komentar